MASIGNCLEAN103

Mengajarkan pendidikan emosional anak



Ketika anak jatuh atau terluka secara emosional, jangan panik. Ketidak seimbangan emosional Kita akan berdampak negatif pada anak. Kendalikan situasi dan tunjukkan diri Kita sebagai orang tua yang kuat secara emosional.

Diyakini bahwa pada anak usia dini adalah waktu terbaik untuk mengembangkan "keterampilan sosial" dan "kecerdasan emosional". Pembelajaran yang paling berpengaruh terjadi selama tahap ini, yang dapat mereka ingat sepanjang hidup mereka secara efektif. Dan orang tua lah yang bertanggung jawab dalam membuat anak mereka “serba bisa”.

Sebagai orang tua, banyak dari kita yang sering diliputi kecemasan, yang berarti kita tidak memiliki keberanian dan kemampuan untuk menghadapi masa-masa sulit. Pola asuh yang baik terletak pada pemahaman sumber emosional dari perilaku bermasalah pada anak. Ketika emosi anak tak terkendali dengan perasaan atau kehancuran yang tak tertahankan dalam situasi sepele atau "menangisi hal-hal kecil", di sinilah "kecerdasan emosional" anak Kita perlu diajarkan.

Ketika anak Kita tumbuh dewasa, dia pasti akan menghadapi kesulitan saat berhadapan dengan dunia luar sendirian atau dengan orang-orang atau pada situasi yang kompleks. Untuk menghilangkan kekacauan seperti itu, yang mungkin terjadi di masa depan, mari kita lihat beberapa rekomendasi di bawah ini untuk melatih anak Kita untuk mengembangkan "kecerdasan emosional".

Ajarkan berempati
Ajari anak Kita pentingnya empati. Ketika Kita bersimpati dengan seseorang, hal itu justru membuat orang itu lemah tidak malah menjadi kuat. Kita merasa telah melakukan hal yang luar biasa dengan berada bersama orang tersebut dan memahami serta berbagi kesedihan Kita sendiri sehingga mereka merasa lebih baik. Tetapi Kita sebenarnya melakukan yang sebaliknya. Memungkinkan mereka untuk melihat dunia dengan perspektif negatif. Tetapi ketika Kita berempati dengan seseorang, Kita masih menawarkan dukungan, dan tidak lagi menambahkan dengan kesedihan Kita sendiri. Faktanya, hanya dengan berada di sana dan memahami tanpa mengucapkan sepatah kata pun, sangat berarti. Dia mendapatkan kekuatan untuk bangkit dan mempunyai semangat baru. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan empati tinggi memiliki kesehatan mental, kinerja, dan keterampilan kepemimpinan yang lebih besar.

Tanyakan apa dan bukan mengapa
Setiap kali situasi yang tidak diinginkan terjadi, orang tua lebih suka mempertanyakan anak mengapa mereka melakukannya. Atau, mengapa itu selalu terjadi pada mereka. Anak itu akan mempertahankan dirinya dan membenarkan tindakannya. Bagaimana jika kita menanyakan pertanyaan "apa" kepada anak kita? Apa yang terjadi disini? Apa yang berhasil atau tidak berhasil? Anak akan mencari jawaban dan memperdalam pemahamannya tentang peristiwa dan hasil.

Beri ruang untuk anak Kita
Ketika anak sedang jatuh atau terluka secara emosional, berikan anak itu ruang yang dia butuhkan. Jangan panik dan jangan diganggu. Ketidakseimbangan emosional Kita akan memiliki efek negatif pada anak dan akhirnya tidak menerima ruang yang ia butuhkan untuk pulih dan keluar. Anak Kita membutuhkan dukungan. Jadi, luangkan waktu Kita, kendalikan situasi dan bersikap sebagai orang tua yang kuat secara emosional.

Beri dorongan agar mau bermain dengan teman-temannya
Baik itu di lingkungan masyarakat atau sosial, selalu dorong anak kita untuk bermain dengan anak-anak usia campuran. Ketika seorang anak belajar bermain dengan anak-anak yang lebih tua, dia memahami pentingnya kepemimpinan dan ketika dia bermain dengan anak-anak yang lebih muda dan memimpin mereka, dia mengerti pentingnya kerja tim.

Jangan segera membantu kecuali diminta
Anak Kita perlu mengeksplorasi dan belajar. Saat dia sedang kesulitan jangan langsung membantunya, biarkan dia belajar. Jangan mencoba menjadi orang tua yang baik dengan membantunya dan mengambil alih situasi. Kita akan merusak proses pembelajaran anak. Kita boleh membantu hanya jika hal itu membahayakan bagi anak kita, atau saat diminta.

Cinta yang tulus
Ini adalah hal yang harus kita berikan. Berilah cinta yang tulus kepada anak, maka anak akan nyaman bersama kita. Dia akan menjadi anak yang memilki emosional yang baik saat kita memberikan cinta kita dengan tulus sebagai orang tua.

Mari kita menjadikan anak-anak kita, anak yang mandiri dan kuat secara emosional.
Share This :
bramantyo

Cyberbullying pada anak, sebab akibat dan cara mencegahnya !

Pengganggu memang telah ada sejak lama, tetapi teknologi telah memberi mereka alat baru untuk melakukan tindakan mereka. Tidak selal...