Ketika
anak jatuh atau terluka secara emosional, jangan panik. Ketidak seimbangan
emosional Kita akan berdampak negatif pada anak. Kendalikan situasi dan
tunjukkan diri Kita sebagai orang tua yang kuat secara emosional.
Diyakini
bahwa pada anak usia dini adalah waktu terbaik untuk mengembangkan "keterampilan
sosial" dan "kecerdasan emosional". Pembelajaran yang paling
berpengaruh terjadi selama tahap ini, yang dapat mereka ingat sepanjang hidup
mereka secara efektif. Dan orang tua lah yang bertanggung jawab dalam membuat
anak mereka “serba bisa”.
Sebagai
orang tua, banyak dari kita yang sering diliputi kecemasan, yang berarti kita
tidak memiliki keberanian dan kemampuan untuk menghadapi masa-masa sulit. Pola
asuh yang baik terletak pada pemahaman sumber emosional dari perilaku bermasalah
pada anak. Ketika emosi anak tak terkendali dengan perasaan atau kehancuran
yang tak tertahankan dalam situasi sepele atau "menangisi hal-hal
kecil", di sinilah "kecerdasan emosional" anak Kita perlu diajarkan.
Ketika
anak Kita tumbuh dewasa, dia pasti akan menghadapi kesulitan saat berhadapan
dengan dunia luar sendirian atau dengan orang-orang atau pada situasi yang
kompleks. Untuk menghilangkan kekacauan seperti itu, yang mungkin terjadi di
masa depan, mari kita lihat beberapa rekomendasi di bawah ini untuk melatih
anak Kita untuk mengembangkan "kecerdasan emosional".
Ajarkan berempati
Ajari
anak Kita pentingnya empati. Ketika Kita bersimpati dengan seseorang, hal itu justru
membuat orang itu lemah tidak malah menjadi kuat. Kita merasa telah melakukan hal
yang luar biasa dengan berada bersama orang tersebut dan memahami serta berbagi
kesedihan Kita sendiri sehingga mereka merasa lebih baik. Tetapi Kita
sebenarnya melakukan yang sebaliknya. Memungkinkan mereka untuk melihat dunia
dengan perspektif negatif. Tetapi ketika Kita berempati dengan seseorang, Kita
masih menawarkan dukungan, dan tidak lagi menambahkan dengan kesedihan Kita
sendiri. Faktanya, hanya dengan berada di sana dan memahami tanpa mengucapkan
sepatah kata pun, sangat berarti. Dia mendapatkan kekuatan untuk bangkit dan mempunyai
semangat baru. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan empati tinggi
memiliki kesehatan mental, kinerja, dan keterampilan kepemimpinan yang lebih
besar.
Tanyakan apa dan bukan mengapa
Setiap
kali situasi yang tidak diinginkan terjadi, orang tua lebih suka mempertanyakan
anak mengapa mereka melakukannya. Atau, mengapa itu selalu terjadi pada mereka.
Anak itu akan mempertahankan dirinya dan membenarkan tindakannya. Bagaimana
jika kita menanyakan pertanyaan "apa" kepada anak kita? Apa yang
terjadi disini? Apa yang berhasil atau tidak berhasil? Anak akan mencari
jawaban dan memperdalam pemahamannya tentang peristiwa dan hasil.
Beri ruang untuk anak Kita
Ketika
anak sedang jatuh atau terluka secara emosional, berikan anak itu ruang yang
dia butuhkan. Jangan panik dan jangan diganggu. Ketidakseimbangan emosional Kita
akan memiliki efek negatif pada anak dan akhirnya tidak menerima ruang yang ia
butuhkan untuk pulih dan keluar. Anak Kita membutuhkan dukungan. Jadi, luangkan
waktu Kita, kendalikan situasi dan bersikap sebagai orang tua yang kuat secara
emosional.
Beri dorongan agar mau bermain dengan
teman-temannya
Baik
itu di lingkungan masyarakat atau sosial, selalu dorong anak kita untuk bermain
dengan anak-anak usia campuran. Ketika seorang anak belajar bermain dengan
anak-anak yang lebih tua, dia memahami pentingnya kepemimpinan dan ketika dia
bermain dengan anak-anak yang lebih muda dan memimpin mereka, dia mengerti
pentingnya kerja tim.
Jangan segera membantu kecuali diminta
Anak
Kita perlu mengeksplorasi dan belajar. Saat dia sedang kesulitan jangan
langsung membantunya, biarkan dia belajar. Jangan mencoba menjadi orang tua
yang baik dengan membantunya dan mengambil alih situasi. Kita akan merusak proses
pembelajaran anak. Kita boleh membantu hanya jika hal itu membahayakan bagi
anak kita, atau saat diminta.
Cinta yang tulus
Ini
adalah hal yang harus kita berikan. Berilah cinta yang tulus kepada anak, maka anak
akan nyaman bersama kita. Dia akan menjadi anak yang memilki emosional yang
baik saat kita memberikan cinta kita dengan tulus sebagai orang tua.
Mari
kita menjadikan anak-anak kita, anak yang mandiri dan kuat secara emosional.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert