MASIGNCLEAN103

Bagaimana membantu anak yang pemarah



Memang sulit membantu anak yang sedang marah. Bahkan beberapa anak memiliki amarah yang tak ada habisnya terpendam di dalam diri mereka. Mereka menjadi mudah frustrasi. Mereka mudah berteriak. Mereka bahkan mungkin menjadi agresif. Bahkan, mereka biasanya marah hanya karena hal kecil. Jika Kita membesarkan seorang anak yang pemarah, penting untuk mengajarkan kepadanya keterampilan yang ia butuhkan untuk mengatasi perasaannya dengan cara yang sehat. Berikut adalah cara untuk membantu meredakan kemarahan mereka:

1. Ajari Anak Kita Tentang Perasaan
Anak-anak kemungkinan lebih besar untuk marah ketika mereka tidak memahami perasaan mereka atau mereka tidak dapat mengungkapkannya. Seorang anak yang tidak bisa mengatakan, "Aku marah," mungkin mencoba untuk menunjukkan bahwa dia marah dengan memukul. Atau seorang anak yang tidak dapat menjelaskan bahwa dia sedih, mungkin ia akan bersikap nakal untuk mendapatkan perhatian Kita.
Mulailah mengajarkan kepada anak Kita kata-kata tentang perasaan dasar seperti marah, sedih, bahagia, dan takut. Katakan perasaan anak Kita kepadanya dengan mengatakan, "Sepertinya kamu sedang marah." Seiring waktu, dia akan belajar untuk mengenali emosinya sendiri.
Ketika anak Kita mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang emosinya dan bagaimana menggambarkannya, ajarkan dia kata-kata yang lain seperti frustrasi, kecewa, khawatir, dan kesepian.

2. Buat Termometer Kemarahan
Termometer kemarahan adalah alat yang membantu anak-anak mengenali tanda-tanda peringatan bahwa kemarahan mereka meningkat. Gambarlah termometer besar di selembar kertas. Mulailah dari bawah dengan angka 0 dan isi angka-angka sampai 10. Jelaskan bahwa nol berarti "tidak ada kemarahan sama sekali." Angka 5 berarti "jumlah kemarahan yang sedang," dan 10 berarti "kemarahan yang paling banyak."
Bicarakan tentang apa yang terjadi pada tubuh anak Kita di setiap nomor pada termometer. Anak Anda mungkin mengatakan ia tersenyum ketika berada di level 0 tetapi memiliki wajah galak ketika ia mencapai level 5 dan pada saat amarahnya naik ke level 10, ia mungkin menggambarkan dirinya sebagai monster yang marah.
Bicara tentang bagaimana perasaan tubuhnya ketika dia menjadi marah. Dia mungkin merasa wajahnya menjadi panas ketika dia level dua dan dia mungkin mengepalkan dengan tangannya ketika dia level tujuh.
Ketika anak-anak belajar mengenali tanda-tanda peringatan mereka, itu akan membantu mereka memahami perlunya istirahat, sebelum kemarahan mereka meledak pada tingkat 10. Gantung termometer kemarahan di lokasi yang menonjol tanyakan pada anak kita, "Berapa level kemarahanmu hari ini? "

3. Buat Rencana untuk Membantu Anak Kita Tetap Tenang
Ajari anak Kita apa yang harus dilakukan ketika ia mulai merasa marah. Alih-alih melempar balok ketika dia frustrasi, atau memukul adiknya ketika dia kesal, mengajarinya strategi yang lebih sehat yang membantu kemarahan.
Dorong anak Kita untuk menyendiri saat dia kesal. Tunjukkan padanya bahwa dia tidak perlu menunggu sampai dia membuat kesalahan, tetapi sebaliknya, dia bisa pergi ke kamarnya selama beberapa menit untuk menenangkan diri ketika dia mulai merasa marah.
Dorong dia untuk mewarnai, membaca buku, atau terlibat dalam aktivitas menenangkan lain sampai dia cukup tenang untuk melanjutkan aktivitasnya.

4. Ajarkan Teknik Manajemen Kemarahan
Salah satu cara terbaik untuk membantu anak yang marah adalah mengajarkan teknik manajemen kemarahan. Mengambil napas dalam-dalam, misalnya, dapat menenangkan pikiran dan tubuh anak Kita ketika sedang kesal. Pergi berjalan cepat, menghitung sampai 10, atau mengulangi kata juga bisa membantu.
Ajarkan berbagai keterampilan lain, seperti keterampilan mengendalikan disiplin diri. Anak-anak yang marah membutuhkan pelatihan yang cukup untuk membantu mereka melatih keterampilan itu ketika mereka sedang kesal.

5. Pastikan Ledakan Marah Tidak Efektif
Terkadang anak-anak menunjukkan kemarahan karena itu cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika seorang anak membuat marah dan orang tuanya memberikan mainan untuk membuatnya diam, dia akan belajar bahwa kemarahan yang ia buat sangat efektif, untuk menuruti apa yang ia mau.
Jangan berikan pada anak Kita apa yang ia mau. Meskipun itu mungkin lebih efektif dalam jangka pendek, dalam jangka panjang menyerah hanya akan membuat masalah perilaku dan agresif anak menjadi lebih buruk.

6. Lanjutkan dengan Konsekuensi Bila Diperlukan
Disiplin yang konsisten diperlukan untuk membantu anak Kita belajar bahwa agresif atau perilaku tidak sopan tidak dapat diterima. Jika anak Kita  melanggar peraturan, berikan konsekuensi hukuman yang telah disepakati.
Memberikan hak istimewa bisa menjadi strategi disiplin yang efektif. Jika anak Kita memecahkan sesuatu ketika dia marah, buat dia membantu memperbaikinya atau buat dia melakukan pekerjaan untuk membantu mengumpulkan uang untuk perbaikan. Jangan biarkan dia mendapatkan hak istimewanya kembali sampai dia memperbaiki kerusakan.

7. Hindari Media Kekerasan
Jika anak Kita berperilaku agresif, mengenalkannya dengan acara TV atau video game yang kejam tidak akan membantu. Cegah dia dari menyaksikan kekerasan dan sebaliknya, fokuslah untuk mengeksposnya ke buku, permainan, dan tunjukkan bahwa membuat model keterampilan bisa membuat dia melupakan amarahnya. (cumibalado.blogspot.com)
Share This :
bramantyo

Cyberbullying pada anak, sebab akibat dan cara mencegahnya !

Pengganggu memang telah ada sejak lama, tetapi teknologi telah memberi mereka alat baru untuk melakukan tindakan mereka. Tidak selal...